Seorang sahabat, mahasiswi doktoral ECU, satu pagi tiba-tiba tanya lewat BBM; “Suka Mraz?” Aku jawab “suka”. Dan dia kirimkanlah 3 file mp3, lagu-lagu Jason Mraz dari album Love is four letter words. Sedang sendiri dan hening di PhD suite, aku dengarkan dengan hikmat lagu pertama yg dikirim: 90 Million Miles. Ternyata, bagusnya bukan main.
Menikmati musik, kadang seperti orang pacaran. Kita bisa jatuh cinta di “pendengaran pertama”. Dan lazimnya, itu cinta yang sejati dan tidak salah. Artinya, lagunya benar-benar enak. Itu yang terjadi dengan 90 million miles pagi itu. Mendengar chorusnya pertama kali, aku langsung merinding saking nikmatnya. Seriously.
Seharian, lagu itu menemaniku. Juga videonya di youtube, yang bikin aku tambah suka karena jadi tau konteks liriknya. Hmm, walaupun, kalau liriknya dihayati, perasaan jadi agak campur aduk karena ingat tantangan menyelesaikan disertasi dan keluarga. Yang jelas, semakin sering mendengarkan, semakin aku suka. Musik indah, yang bisa membuat kita tenggelam dalam racikan nadanya adalah sebuah rahmat. Sesuatu yang harus disyukuri.
Dulu, di acara Java Jazz Maret 2009, aku bergeming ketika istriku bergegas ke venue Jason Mraz. Aku malah memilih nonton band yang lain. Di rumah, walaupun ada DVD concert Jazon Mraz, aku pun segan menontonnya.
Sekarang, sudah hampir satu minggu “90 Million Miles” mengiringi hari-hari ku. Dari bangun pagi hingga menjelang tidur. Di kamar, di mobil, di kereta, di kampus ..
Dan lihatlah. Kadang, hanya perlu langkah ringan untuk berbagi nice things. Dan seringkali, kita tak pernah tahu, betapa berartinya itu bagi orang lain.
"Just now
That wherever you go
No you’re never alone
You will always get back home ….”
No comments:
Post a Comment