Tentang blog ini

Blog ini berisi rekaman untuk selalu "take in the good" - meresapi sisi baik, indah, dan menyenangkan dari berbagai pengalaman. Upayaku mempertahankan emosi positif, meningkatkan rasa syukur, dan selalu merayakan kebaikan.

Saturday, July 28, 2012

Sydney2: Dua orang baik

Perlu mencatat dua orang yang melakukan hal sederhana tapi bermakna, yang membantu aku dan sahabatku selama di Sydney. Yang pertama, Om Edy, pria menjelang 60 tahun yang telah menetap di Sydney lebih 30 tahun. Yang kedua, mas Khairul Anam, dosen dari sebuah PTN di Jawa Timur yang sedang mengambil PhD nya di bidang engineering di UTS.

Kenal dengan mertuaku, Om Edy antusias sekali ingin membantu menjemput ke Bandara dan mengantarkan kami ke penginapan. “Nanti telpon saja atau SMS, kasih tahu pakai pesawat apa dan baju apa. Nanti Om Edy jemput.” katanya menawarkan. “Om Edy pakai peci nasional” ulangnya lagi lewat SMS, menjelang kami take off. Dengan peci itu, tak sulit menemukan beliau saat kami mendarat. Bantuannya sangat memudahkan, karena kami harus ke dua tempat sekaligus. Walaupun lokasi penginapan tidak jauh dari stasiun, karena sudah gelap, hampir pasti kami akan kerepotan kalau tidak diantar. Baru kenal lewat telpon, namun merelakan 2 jam an waktunya memang bukan luar biasa. Tapi, begitu bermakna untuk kami. Dia memaksa untuk mengantar kami ke bandara lagi saat pulang. Keikhlasannya membantu, dan mudah2nya akses ke bandara dengan kereta, membuatku lebih pantas untuk menolak tawaran ini.

Mas Anam sudah kuhubungi sejak 3 minggu sebelum berangkat, untuk mencari tahu alternatif penginapan dan transportasi selama kursus. Pria lajang ini selalu responsif menjawab email atau telpon. Dia sempatkan menemui kami di sela-sela rehat kursus, dan dengan kehangatannya kami langsung akrab. Sempat juga dibawanya kami makan siang di common room postgraduatenya. Hampir setiap hari selama kami di Sydney, mas Anam selalu bersedia menjawab pertanyaan-pertanyaan kami soal UTS, soal kereta, soal bus dan tempat-tempat yang ingin kami kunjungi. Tidak jarang, beliau menyempatkan diri membuka dulu google map, bahkan mencetakkannya untuk kami, jika kebingungan dengan satu lokasi. “Nggak apa-apa, pak. Nggak usah sungkan-sungkan..” katanya setiap kali aku berbasa-basi sudah merepotkan dia. Tak ada nada keberatan dan terganggu di suaranya. Hanya ketulusan.

Saat pulang, aku pastikan pamit dan berterima kasih lewat sms pada dua orang baik ini, berikut kalimat “Jazakumullahu Khairan”. “Semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal”

Friday, July 20, 2012

Sydney1: 5-days course

Satu minggu penuh di akhir Juni aku berada di Sydney. Tujuan utamanya adalah mengikuti kursus Advanced Structural Equation Modeling (SEM) using AMOS yang di selenggarakan ACSPRI, sebuah konsorsium pelatihan riset. Aku membutuhkan kursus ini untuk mematangkan penggunaan analisis ku pada disertasi. Di kampus ku, ECU, masih sangat jarang staf akademik yang mahir dengan SEM. Kedua, aku pikir,pengetahuanku tentang SEM dan AMOS ini akan membuka peluang untuk melakukan penelitian yang lebih menarik. Alasan ketiga, mengunjungi Sydney adalah leisure. Bagi pelajar di Perth, mengunjungi belahan timur Australia, antara Sydney, Melbourne atau Brisbane, menjadi pertimbangan tersendiri. Seperti ada yang kurang, kalau kita 3 tahunan di Australia Barat, tapi tidak mampir ke salah satu negara bagian itu.

Aku berangkat bersama seorang sahabat dari school of management ECU. Secara keseluruhan, mengikuti kursus yang diselenggarakan di University of Technology Sydney ini menyenangkan. Pertama, pengajarnya memang seorang pakar dalam bidang SEM dan AMOS. Kedua, bahan-bahan yang diberikan sangat lengkap, terutama yang bersifat data dan panduan. Ketiga, peserta mendapat kesempatan untuk konsultasi “one-to-one” yang langsung membahas masalah dengan data penelitian masing-masing. Meski pada dua hari terakhir kami agak keteteran mengikuti materi yang cukup kompleks dan baru kami kenal, toh kami tetap merasa beruntung karena mendapatkan wawasan baru. Suasana kelas yang pesertanya kebanyakan staf dosen dan peneliti yang sudah mahir dengan statistik, memberi dorongan tersendiri untuk memajukan diri.

Beberapa hari diantara hari kursus, kami sempat tinggal lebih lama di laboratorium, mencoba mempraktekkan yang telah kami peroleh: mengutak-atik kesesuaian model dan data yang kami miliki. Begini enaknya kalau punya sahabat rajin dan pintar. Aku merasa beruntung sahabatku ini menularkan determinasinya untuk hasil yang optimal dalam analisis thesis. Dalam suasana up-and-down dengan hasil yang kadang memelas, kadang melegakan, kami berdiskusi dan saling menyemangati.

5 hari penuh mengikuti kursus tingkat lanjut, menyadarkanku lagi, betapa hasrat belajar, keinginan untuk berkembang, serta kekukuhan menjadi lebih baik dari sebelumnya, adalah modal utama dalam hidup.